Sebelum Ditemukan Meninggal di Bawah Reruntuhan, Korban Gempa Cianjur Ini Sempat Teriak Tolong

Jenazah korban gempa Cianjur, Dadun (30 tahun) berhasil dievakuasi di bawah reruntuhan rumahnya di Desa Cibereum Kaler, Desa Cibereum, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.

Jenazah pria tersebut ditemukan Tim SAR Gabungan di lantai dasar dalam posisi duduk membungkuk sekitar pukul 16.00 WIB, Selasa (22/11/2022).

“Posisi duduk di atas sofa, badan sedikit ditekuk dan punggung ditekan ke balok langit-langit,” kata Eng Hermawan, relawan dari Forum Koordinasi Pencarian dan Pertolongan Kemungkinan (FP3D) Daerah Cianjur.

Eeng mengatakan korban menangis minta tolong sehari sebelum dia ditemukan. Teriakannya terdengar oleh keluarga dan warga yang berusaha mengeluarkan Dadon dari bawah reruntuhan rumah 3 lantai itu.
“Saat dihubungi masih belum ada tanggapan. Baru saat kami datang ke lokasi sore hari sudah tidak ada suara lagi. Teriakan juga tidak dijawab,” ujarnya.

Ia mengatakan, tim SAR kesulitan mencari dan menyelamatkan para korban. Pasalnya, jenazah korban berada di lantai dasar dan sekitarnya terkubur di bawah reruntuhan bangunan beton dan balok atap kayu.

“Prosesnya memakan waktu lama, kami harus membongkar beton di lantai dua, kemudian kami harus memotong penyangga. Selain itu, risiko bangunan runtuh kembali sangat tinggi, sehingga evakuasi memakan waktu lama, ” dia berkata.

Menurutnya, baru pada Selasa sore balok beton dan kayu berhasil dibongkar dan korban akhirnya dievakuasi namun sudah tidak bernyawa. Jenazah korban langsung dibawa ke RS Semakan untuk penanganan lebih lanjut.

Ia menyimpulkan, “Jika tubuh korban masih utuh, tidak ada luka serius. Hanya terlihat luka di bagian kaki.”

Bantuan pembelian tenda

Beberapa warga Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur beserta Jalan Raya Pacet berteriak minta tolong di dalam tenda. Membentangkan lembaran-lembaran karton bekas bertuliskan “Dibutuhkan Tenda” dan “Korban Gempa” tertulis di atasnya, mereka memekik setiap kali kendaraan logistik melintasi jalan Bogor-Cianjur yang menghubungkan kedua negara.

“Kami butuh tenda pak, tolong pak,” teriak dua perempuan pada Selasa sore (22/11/2022).

Gempa bermagnitudo 5,6 yang mengguncang kota Cianjur pada Senin, 21 November 2022, merusak rumah mereka. Ini memaksa mereka melarikan diri ke tempat yang aman.

“Rumah kami rusak, sehingga kami harus mengungsi. Melihat tenda kami di sana sangat memprihatinkan,” ujar perempuan berjilbab tersebut.

Selain membutuhkan tenda, mereka juga membutuhkan bantuan popok karena banyak sekali anak-anak di dalam tenda. “Tolong, Pak,” katanya lagi, “kirim pampers juga, banyak bayi dan anak kecil.”

Dua buah tenda terpal terlihat berdiri di lahan kosong komplek perumahan Bukit Lempa Lestari. Tercatat lebih dari 25 orang, dari anak kecil hingga orang tua, duduk di bawah tenda.

“Ini kami bangun sendiri pak, hasil swadaya. (Terpalnya) banyak yang berlubang. Kalau hujan pasti merembes ke dalam,” kata Suhindar.

Menurutnya, pascagempa, mereka tidur di tenda seadanya dengan tikar seadanya. “Kami berharap ada bantuan yang layak di tenda-tenda. Agar tidak hujan saat hujan, jika angin tidak sejuk,” ujarnya.

Dari pantauan Liputan6.com pada Selasa siang, di sepanjang Jalan Raya Siawe Cianjur, terlihat masih banyak korban Gempa Cianjur yang tinggal di tenda darurat. Tenda terpal didirikan di tanah kosong, di pinggir sawah, kebun, dan alun-alun.

Referensi : https://www.liputan6.com/news/read/5133036/sebelum-ditemukan-meninggal-di-bawah-reruntuhan-korban-gempa-cianjur-ini-sempat-teriak-tolong

Editor : Amnuha20