Delapan populasi belum ditemukan di Kabupaten Kojanng, Sangor Regency, di sebelah barat Jawa.
Dikatakan bahwa delapan penduduk masih dimakamkan karena tanah longsor runtuh karena gempa bumi Sangur pada 21 November 2022.
Jumlah Korban Gempa
Korban meninggal karena gempa bumi Cianjur sampai 334 orang sekarang direkam dan tidak ditemukan 8.
Sekretaris Regional (Sekda) di Cianjur Regency Cecep Alamsyah mengatakan bahwa upaya penelitian yang dilakukan pada delapan korban yang hilang belum memberikan hasil.
“Kematian hari itu masih permanen, karena hingga 334 meninggal, sementara para korban terluka parah 593 orang, dan 49 dari mereka masih dirawat.”
Dia mengatakan bahwa sejauh ini, ada 494 poin pengungsi, 375 di antaranya adalah pengungsi pusat dan 119 independen.
“Berdasarkan data yang dikumpulkan sementara, 494 poin pengungsi tinggal 41.166 kepala keluarga (KK) dengan total 114.683 orang, yang terdiri dari 54.781 pria, 59.902 wanita, 147 wanita hamil, dan 7.453 seorang wanita dari masalah,” kata.
Selain itu, katanya, ada 3.7.830 rumah yang rusak, terdiri dari 8151 rusak, 11210 rata -rata, dan sedikit rusak 18.469.
“Sejauh ini, petugas di bidang ini masih mengumpulkan data di rumah -rumah yang terkena dampak di 16 provinsi di Sangur,” katanya.
Memang, 384 kekalahan
Hingga Minggu (4/12/2022), BMKG (BMKG) mencetak 384 tremor.
“Ada 384 getaran.
“Dari sejumlah tremor berikutnya, ukuran terbesar 4,2, dan 1.0 terkecil.”
Pada hari Minggu (4/12/2022), ia melanjutkan, ada empat getaran tinggi, dua di antaranya dirasakan.
“Keduanya jatuh pada jam 05.00 dengan ukuran 4,2 dan pada 09.25 volume WIB 2.2,” katanya.
Selain itu, ia mengatakan bahwa BMKG akan melakukan survei tanah untuk digunakan sebagai tempat transportasi yang disediakan oleh Pemerintah Pemerintah Kabupaten Cianjur (Pemkab).
Dia berkata: “Kami besok pagi (hari ini) kami sedang melakukan survei, berdasarkan permintaan dari kantor Berkimtan, yaitu di daerah Mande.”
Sumber : https://www.tribunnews.com/regional/2022/12/05/update-gempa-cianjur-384-kali-gempa-susulan-8-warga-belum-ditemukan
Editor : Andreas