Pernikahan dan berumah tangga termasuk salah satu sunnah Rasullullah yang wajibbagi umatnya pada muka bumi ini. Dalam ajaran Islam, menikah salah satu ibadah yang dianjurkan. Karena dengan menikah seseorang akan membina rumah tangga dan membangun keluarga sakinah, mawaddah, dan warahmah.
Selain menjalin silaturahmi antar keluarga, dengan menikah kita pula memiliki tujuan yaitu ingin mempunyai keturunan. Pun dengan jalan menikah juga menghindari diri kita dari zina. Maka kita dianjurkan untuk itu, bagi yg tidak menjalankan sunnah tersebut maka kita tidak akan diakui menjadi ummat nya oleh Baginda Mulia Rasullulllah SAW.
Dalam hal ini salah satu cara buat mencari amal kebaikan dan pahala bagi kaum perempuanyg sudah menikah sangat lah gampang yaitu dengan cara mencuci pakaian. Pekerjaan pada rumah tangga merupakan salah satu bentuk kewajiban seseorang istri.
Meskipun pada zaman sekarang dengan adanya emansipasi perempuanyang mana kebanyakan wanita kiniberkerja dan berkarir. Walaupun demikian tidak seharusnya jua semua pekerjaan rumah tangga diserahkan ke asisten rumah tangga.
Dalam hal pekerjaan rumah tangga,masalah membersihkan juga mencuci pakaian pasangan kita sebelumnya mungkin perlu adanya pembicaraan dan diskusi antara pasangan masing-masing. Mekipun islam mengajarkan bahwa pekerjaan mencuci usahakan dilakukan sang seorang suami namun apabila pekerjaan tersebut dikerjakan oleh seorang istri maka akan ada balasan yang setimpal menurut Allah SWT.
Masalah kebersihan, Islam sangat mengutamakan kebersihan bahkan masih ada dalam hadist yg menyampaikan bahwa, kebersihan adalah sebagian menurut iman. Begitu detail nya Islam mengajarkan kebersihan baik kebersihan diri sendiri apalagi pakaian yang kita pakai.
Dalam artikel ini, saya akan membahas kasus tentang begitu berharganya dan istimewanya pakaian yg dicuci bersih & orang yg mengerjakan nya. Ternyata pakaian yg apabila kita cuci bersih, beliau selalu memohonkan ampunan bagi kita yang membersihkan atau mencucinya. Subhanallah …
Seperti dikutip Syeikh Abu Bakar Al-Thurthusyi Al-Andalusi pada Al-Ma’tsurat, sahabat mulia Al-Miqdam bin Ma’di Al-Karib menyatakan, “Sungguh, baju itu bertasbih selama dia masih higienis dan dia berhenti bertasbih ketika kotor.”
Para ulama salaf dan khalaf sepakat, tidak ada satupun benda meninggal yg diciptakan Allah Ta’ala, kecuali dia bertasbih seraya memuji nama-Nya yg Mahaagung. Hal ini sebagaimana termaktub pada Al-Qur’an, hadits, dan atsar para teman tentang bertasbihnya surya, bulan, bintang, gunung, langit, bumi, angin, dan makhluk yang dipercaya benda meninggal lainnya.
“Sesungguhnya baju itu,” lanjut sahabat mulia Al-Miqdam, “menyampaikan di awal siang, ‘Ya Allah, ampunilah dosa yg membersihkan saya.”