Google Maps Kini Bisa Tampilkan Lokasi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik

Google Maps mengumumkan telah memperluas jangkauan informasi tentang stasiun pengisian kendaraan listrik. Sebelumnya, fitur ini telah dikembangkan di AS dan Inggris selama tiga tahun terakhir.

Kini, seperti dikutip dari GSM Arena, Minggu (20/11/2022), fitur ini semakin meluas kehadirannya di lebih banyak negara yang memiliki stasiun pengisian kendaraan listrik.

Seperti dipantau Tekno Liputan6.com, fitur ini juga tersedia di Indonesia. Untuk melakukan pencarian, pengguna hanya perlu mencari dengan kata kunci EV charging station.

Nantinya, Google Maps akan menampilkan daftar stasiun pengisian kendaraan listrik di sekitar lokasi pengguna. Fitur ini juga dilengkapi dengan filter yang memudahkan pencarian sesuai preferensi pengguna.

Dengan filter ini, pengguna dapat mengurutkan stasiun pengisian kendaraan listrik berdasarkan kecepatan pengisian dan jenis pengisian. Informasi ini juga akan ditampilkan di hasil pencarian.

Di beberapa negara, fitur ini juga akan menampilkan informasi apakah stasiun pengisian kendaraan listrik gratis. Fitur ini sekarang tersedia untuk Google Maps di Android dan iOS.

Sebagai informasi, fitur ini merupakan salah satu pembaruan yang Google perkenalkan jelang musim liburan akhir tahun. Fitur lain yang juga dirilis adalah informasi tentang tempat mana saja yang dapat diakses kursi roda atau tanpa jalur landai.

Selain itu, Google Maps juga dilengkapi dukungan pencarian berbasis Live View. Namun untuk saat ini, fitur ini hanya tersedia di London, Los Angeles, New York, Paris, San Francisco, dan Tokyo, serta dapat diakses melalui Android dan iOS.

Google Maps menghapus lapisan informasi kasus Covid-19 di aplikasi

Di sisi lain, dengan situasi pandemi Covid-19 yang dinilai membaik, Google Maps tampaknya telah menghilangkan lapisan dari aplikasinya yang menunjukkan hotspot atau “hotspot” dari penyebaran Covid-19.

Lapisan Covid-19 yang sama sebelumnya diperkenalkan oleh Google di Maps pada tahun 2020 untuk aplikasi seluler dan web, yang menunjukkan arah Covid-19 di suatu area.

Dikutip dari 9to5Google, Kamis (27/10/2022), lapisan ini menarik rata-rata tujuh hari kasus Covid-19 di suatu wilayah, untuk menunjukkan di mana virus menyebar lebih cepat.

Fitur ini dengan cepat diluncurkan secara global di semua negara tempat Google Maps dapat diakses, serta tempat data rendah saat tersedia.

Dengan lapisan ini, area peta akan diberi kode warna berdasarkan persentase kasus dan label yang menunjukkan apakah kasus bertambah atau berkurang.

“Lapisan COVID ini dirancang untuk memberi tahu pengguna siapa yang ingin mereka kunjungi di suatu tempat, sehingga mereka dapat membuat keputusan tentang apa yang harus dilakukan,” kata Sujoy Banerjee, manajer proyek Google Maps saat itu.

Namun pada September 2022, Google menghapus fitur ini tanpa pengumuman yang jelas. Meski beberapa waktu lalu perusahaan akhirnya mengonfirmasi penghapusan lapisan ini di halaman dukungan resminya.

Google mengatakan alasan utama untuk menghapus fitur tersebut adalah penggunaan yang lebih rendah, serta ketersediaan vaksin Covid-19 yang lebih luas dan sumber daya lainnya.

Kebutuhan akan informasi berubah

Google menyebut layer Covid-19 diluncurkan pada 2020 dengan tujuan membantu masyarakat mendapatkan informasi mengenai penyebaran kasus Covid-19 di suatu daerah.

“Seiring waktu, karena semakin mudahnya masyarakat di seluruh dunia mendapatkan informasi tentang vaksin COVID-19, tempat uji dan referensi lainnya, kebutuhan mereka akan informasi ini juga berubah,” ujarnya.

“Karena berkurangnya penggunaan, lapisan COVID-19 tidak akan lagi tersedia di Google Maps untuk seluler dan web mulai September 2022,” kata Google dalam pengumumannya.

Namun, Google telah mengonfirmasi bahwa pengguna masih dapat menemukan informasi terbaru tentang COVID-19, seperti varian, vaksinasi, hasil tes, tindakan pencegahan, dan lainnya di Google Penelusuran.

Pengguna juga masih dapat menemukan tempat-tempat seperti tempat pengujian Covid-19 dan pusat vaksinasi di peta.

Google menghentikan fitur Mode Mengemudi Asisten

Sebelumnya, Google menghentikan fitur dasbor Assisted Driving Mode. Fitur ini diumumkan oleh Google pada I/O 2019, didemonstrasikan pada tahun 2020, dan dirilis secara resmi pada tahun 2021.

Sedangkan untuk 9to5Google, Google mengatakan harus mematikan mode Driving Assistant karena menyadari kebanyakan orang hanya menggunakan versi Maps saat mengemudi.

Dikutip dari Engadget, Selasa (10/11/2022), fitur ini memberikan pengguna pengalaman Android Auto-lite di smartphone mereka saat berkendara, efektif menggantikan aplikasi smartphone Android Auto yang ditutup tahun lalu.

Assisted Driving Mode menampilkan halaman bergaya layar utama dengan Google Assistant di bagian atas, pemutar musik dan kontrol volume di bawahnya, serta tombol untuk melakukan panggilan atau mengirim pesan.

Fitur ramah pengemudi ini dapat diakses dari Asisten dengan mengatakan “Hai Google, mulai mode mengemudi” atau disematkan ke layar beranda ponsel cerdas Anda.

Referensi : https://www.liputan6.com/tekno/read/5130117/google-maps-kini-bisa-tampilkan-lokasi-stasiun-pengisian-kendaraan-listrik

Editor : Amnuha20