2.219 penduduk melarikan diri karena letusan Gunung Semeru pada hari Minggu pagi (4/12/2022).
Menurut data dari BPBD Disaster Management Agency (BPBD) di provinsi Jawa Timur, ribuan pengungsi menyebar dalam 12 poin pengungsi seperti halnya di balai desa, tempat ibadah, gedung sekolah, bidang, dan kantor Sub -Boycott.
Sementara itu, untuk layanan kesehatan di Paskeesmas Pasirian dan Puskemas Tempheh, mereka disiapkan sebagai tempat perawatan sementara dari Pusat Kesehatan Penadal dan Pusat Kesehatan Candipuro.
“Bahkan ketika petugas BPBD terus mengumpulkan data tentang pengungsi untuk meningkatkan bantuan, data ini dapat berubah kapan saja,” kata Gubernur Java Ann Barasa dalam pernyataan resminya pada Minggu malam.
Update Berita Letusan Gunung Semeru
BPBD Jawa Timur dan sukarelawan pada hari Minggu sore pindah ke situs letusan untuk menangani evakuasi logistik dan persiapan masyarakat yang terkena dampak.
“Sore ini, tim BPBD Jawa Timur mulai mengirimkan bantuan untuk semua kebutuhan dasar para sukarelawan yang terkena dampak.”
Berdasarkan data dari pemantauan sains post -volcano di Semeru dan bantuan bencana geologis (PVMBG) di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), ketinggian pilar Ashmer bahan peledak ± 1500 meter di atas puncak atau ± 5.176 meter adalah terlihat.
Dengan situasi ini, masyarakat dicegah dari melakukan kegiatan pada jarak 500 meter dari tepi sungai (perbatasan sungai) di sepanjang pengunjung Cobocan.
Karena dapat dipengaruhi oleh perluasan awan panas dan aliran lava pada jarak 17 km puncak.
Ini juga mematuhi peringatan komunitas dan arahan para perwira yang ada di lokasi.
Dari informasi yang dikirimkan oleh East Java BPBD, 14.10 WIB APG dipantau di Kobokan yang diarahkan. Di mana, dilaporkan bahwa ini mengikuti penurunan kegiatan yang dipantau gempa bumi.
Sumber : https://www.tribunnews.com/regional/2022/12/05/2219-warga-mengungsi-akibat-erupsi-gunung-semeru
Editor : Andreas