Badan Manajemen Bencana Nasional (BNPB) mencatat bahwa masih ada 699 penduduk yang masih hidup di kamp -kamp pengungsi setelah Gunung Semeru pada hari Minggu (4/12).
“Sampai sekarang, masih ada 699 penduduk yang masih hidup di kamp -kamp pengungsi, karena jarak mereka di daerah merah,” kata akting. Kepala Pusat Informasi Bencana, Informasi dan Komunikasi di BNPB, Abdel -Mahri dalam pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Beberapa pengungsi lain mulai kembali ke rumah mereka.
Pusat BNPB dan Operasi (Pusdalops) mencatat 29 dari sapi mati, 71 hektar lahan pertanian yang terkena dampak, dua unit jembatan yang terkena dampak, 3 kilometer jalan yang terkena dampak, sebuah fasilitas pendidikan yang terkena dampak dan empat tempat ibadah yang terkena dampak.
Update Korban Semeru
Sampai saat ini, letusan Gunung semeru masih berlanjut. Pusat vulkanologi dan bantuan bencana geologis (PVMBG) menunjukkan bahwa pada 05.02 ada letusan dengan ketinggian kolom abu, yang diamati sekitar 400 meter di atas puncak (sekitar 4.076 meter di atas permukaan laut).
“Diamati bahwa kolom abu berwarna abu -abu dengan intensitas sedang hingga tebal dari selatan dan barat daya. Letusan ini dicatat dalam gempa bumi dengan maksimum 23 mm dan periode 73 detik,” jelasnya.
Dia menambahkan bahwa letusan Gunung Semeru, yang ditandai dengan adanya awan banjir panas (APG) 19 km, telah mempengaruhi lima desa di empat sub -pusat.
Lima desa yang terkena dampak adalah desa Somburrip di wilayah Bruneujio, desa Somberri di Kabupaten Rawokangkon, desa Somberuluh dan desa Benjal di Kabupaten Kandiburo, dan desa pelintas di wilayah Passerian.
Dia meminta masyarakat untuk tetap akrab dengan potensi awan panas (APG), Lava Didge, dan Lahar di sepanjang sungai/lembah -lembah yang berhenti di puncak gunung berapi Semeru, terutama selama pengunjung Kobokan, Besuk Bang, Besuk si Kembar SAT SAT SAT , dan Besuk selain kemampuan lava di sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Gunung Semeru telah dinaikkan ke tingkat keempat atau “AWAS” sejak Minggu (4/12) pada pukul 12:00 WIB. Oleh karena itu, direkomendasikan bagi seluruh masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan apa pun di sektor tenggara di sepanjang kunjungan Copocan, dengan puncak 17 km (pusat letusan).
Di luar jarak ini, masyarakat diminta untuk tidak melakukan kegiatan pada jarak 500 meter dari tepi sungai (perbatasan sungai) di sepanjang pengunjung Cobocan karena memiliki kemungkinan dipengaruhi oleh perluasan awan panas dan lava mengalir ke jarak puncak 19 km.
Sumber : https://bengkulu.antaranews.com/berita/263043/699-warga-masih-mengungsi-setelah-erupsi-gunung-semeru