Bisnis Minyak Jelantah, Bisa Jadi Peluang Meraup Keuntungan

Masyarakat Indonesia memang senang dengan segala masakan jenis goreng-gorengan. Kondisi ini menyebabkan banyaknya limbah berupa minyak jelantah yang sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi. Rupanya, hal ini bisa menjadi peluang dengan menjalankan bisnis minyak jelantah.

Jangan salah paham dulu, bisnis ini bukan memanfaatkan minyak jelantah untuk dijual ulang demi keperluan memasak. Akan tetapi, memanfaatkan minyak jelantah yang sudah tidak bisa dipakai untuk memasak untuk keperluan lainnya.

Sekilas tentang Minyak Jelantah

Minyak goreng dikatakan sebagai jelantah jika sudah pernah digunakan untuk menggoreng. Yang menjadi pembedanya adalah tingkat kejenuhan minyak goreng tersebut. Umumnya, minyak goreng dipakai hingga 5 kali pengulangan.

Hal tersebut dikarenakan, semakin sering dipanaskan, tingkat kejenuhan minyak akan semakin tinggi. Tingginya kejenuhan minyak goreng yang dipakai untuk memasak makanan bisa membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, minyak tersebut sudah harus dibuang dan tidak boleh dipakai lagi untuk memasak makanan.

Minyak jelantah yang sudah tidak terpakai lagi pun tidak boleh dibuang sembarangan ke saluran pembuangan. Jika demikian, maka bisa mencemari ekosistem perairan yang ada karena proses kimia yang muncul akibat adanya penguraian minyak.

Untuk itu, perlu ada cara yang lebih ramah lingkungan untuk memanfaatkan minyak jelantah ini. Yaitu dengan menggeluti bisnis minyak jelantah. Artinya minyak jelantah yang dianggap sudah tidak bermanfaat tersebut masih memiliki nilai ekonomi untuk mendapatkan penghasilan.

Fungsi Minyak Jelantah

Jangan salah paham terlebih dahulu, karena bisnis ini bukan untuk menjual jelantah sebagai minyak goreng. Toh, pada kenyataannya minyak jelantah masih bisa dimanfaatkan untuk hal lainnya, misalnya saja sebagai pelumas dan bahan bakar.

Minyak jelantah sebagai pelumas artinya, minyak jelantah dipakai untuk melumasi benda-benda yang terbuat dari besi yang bisa berkarat. Contohnya saja engsel pintu, peralatan rumah seperti gunting, dan lainnya.

Sementara untuk mesin biodiesel adalah mesin yang menggunakan bahan bakar berupa minyak yang dihasilkan dari tumbuhan. Berbeda dengan bahan bakar fosil, bahan bakar ini lebih ramah lingkungan dan bisa diperbarui dengan cepat. Oleh karena itu, banyak industri yang sudah beralih ke bahan bakar ini.

Hasil daur ulang minyak jelantah ini bahkan bisa dijual hingga 3 ribu rupiah per liternya. Harga tersebut adalah untuk pasar Indonesia. Jika bisa menjadi pemasok untuk industri di luar negeri, maka harga jualnya bisa mencapai 4-5 ribu rupiah per liter.

Kiat Usaha Minyak Jelantah

Agar bisnis jelantah yang dijalankan bisa berhasil, ada beberapa kiat strategi yang bisa dijalankan. Berikut beberapa kiat agar usaha minyak jelantah yang digeluti bisa mendatangkan keuntungan besar:

  • Pastikan sudah menemukan konsumen yang tepat. Konsumen yang dimaksud disini sebaiknya adalah industri yang membutuhkan pasokan minyak jelantah dalam jumlah besar.
  • Jangan ragu untuk mengikuti jejaring bisnis untuk memperluas networking. Dengan semakin banyaknya jejaring yang dimiliki, maka akan semakin mudah untuk memperbesar bisnis.
  • Libatkan tetangga sekitar dalam membangun bisnis, minimal jadikan sebagai pemasok minyak jelantah. Ini bisa dijadikan sebagai kesempatan untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan menjual minyak goreng bekas.
  • Terus lakukan inovasi dalam berbisnis, baik dalam hal proses daur ulang minyak jelantah maupun dalam metode bisnis lainnya. Dengan inovasi diharapkan mampu menambah keuntungan yang bisa diperoleh dan menjadikan proses lebih efisien.

Itulah sekilas tentang bisnis minyak jelantah yang bisa dijalankan. Minyak jelantah nyatanya masih bisa menjadi peluang usaha yang menjanjikan keuntungan besar. Bukan hanya itu saja, dengan menjalankan bisnis jelantah ini, turut berkontribusi pada lingkungan dengan mengurangi limbah minyak goreng.