Korban Gempa Cianjur Jadi 321 Orang, Kendali Satuan Tugas Diambil Alih Bupati

Tim SAR gabungan gempa Cianjur, Jawa Barat, menemukan tiga jenazah yang terkubur longsor dipicu gempa di Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Minggu, 27 November 2022. Ditemukan 1.000 korban jiwa 321 orang .

“Artinya dengan ditemukannya ketiga jenazah tersebut hingga saat ini, jumlah korban yang meninggal dunia mencapai 321 orang. Kemudian akan dilakukan pencarian 11 orang lagi,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letjen. TNI Suharyanto, di Pendopo Kabupaten Cianjur.

Jumlah korban luka parah dan pengungsi

Menurut Suharyanto, ada juga 108 korban luka berat yang masih dirawat di rumah sakit. Tim Gugus Tugas Gabungan juga telah mengidentifikasi lokasi evakuasi terpusat dan mandiri.

“Di Kabupaten Cianjur total ada 325 titik pengungsian. Rinciannya ada 183 titik pengungsian terpusat dan 142 titik pengungsian mandiri,” jelasnya.

Dari 325 titik pengungsian, terdapat 73.874 orang. Mereka terdiri dari 33.713 pria dan 40.161 wanita. Dari total pengungsi tersebut, terdapat 92 orang penyandang disabilitas, 1.207 ibu hamil, 4.240 lansia.

Bangunan hancur

Sementara itu, data BNPB menunjukkan 62.628 rumah rusak akibat bencana tersebut, dengan rincian 27.434 rumah rusak berat, 13.070 rumah rusak sedang, dan 22.124 rumah rusak ringan.

“Data akan terus bertambah. Pagi ini Bupati mengirimkan tim pendataan bersama, dari unsur pemerintah daerah, TNI, Polri dan perguruan tinggi untuk menangkap rumah rusak berat, sedang dan ringan,” katanya.

Sedangkan bangunan infrastruktur lain yang terdaftar terdiri dari 398 sekolah, 160 tempat ibadah, 14 fasilitas kesehatan, dan 16 gedung perkantoran.

Kepala Kantor Badan SAR Nasional (Basarnas) Jabar Jumaril menambahkan, ada tiga lokasi pencarian korban hari ini. Lokasinya berada di area resto Sate Shinta, Cijedil dan Kampung Cicada.

“Kami melakukan pemeriksaan di rumah makan Sate Shinta untuk memastikan benar tidak ada lagi korban di lokasi tersebut. Kemudian dipastikan di Cijedil karena masih ada beberapa warga yang mengaku kehilangan keluarganya di Desa Cicadas RT 03 Cijedil Desa,” katanya.

Bupati mengambil alih

Suharyanto mengatakan, gempa bermagnitudo 5,6 itu dikategorikan sebagai bencana regional. Sesuai ketentuan berupa surat edaran dari Menteri Dalam Negeri dan Instruksi Presiden bahwa bencana daerah secara otomatis diambil alih oleh Panglima Satgas oleh Kepala Daerah (Bupati) dibantu Dandim dan Kapolres.

“Sehari-hari bupati bisa saja menunjuk Dandim sebagai komandan operasi di lapangan dibantu Kapolres. Jadi akan kami laksanakan. Agar aparat di Kabupaten Cianjur pelan-pelan mengambil alih komando,” kata Suharyanto.

Pada awal bencana, komando berada di bawah kendali BNPB dan pejabat negara. Pasalnya, perlu penanganan yang maksimal dan tuntas agar semuanya terkendali.

“Sampai Senin ini, bupati memiliki kendali penuh atas tugas di lapangan, baik SAR, pengungsi, evakuasi, termasuk pembangunan rumah rusak. Kami di pusat tetap akan membantu,” ujarnya.

Hingga saat ini korban gempa di Cianjur masih tinggal di pengungsian. Selain rumahnya ambruk, warga juga masih takut gempa susulan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan pada Minggu pagi bahwa telah terjadi 277 gempa susulan setelah gempa besar pada Senin. BMKG belum bisa memprediksi berapa lama gempa susulan akan terus terjadi, namun Kepala BMKG Daryono mengatakan frekuensinya semakin jarang.

 

 

referensi : https://nasional.tempo.co/read/1661723/korban-gempa-cianjur-jadi-321-orang-kendali-satuan-tugas-diambil-alih-bupati

editor : dafit